Seorang
manager melaporkan kepada Direktur SDM dengan wajah datar dan tanpa ekspresi. “
Pak mungkin Bapak perlu memperhatikan gerak gerik Ibu Susi. Saya yakin ia telah
menjual rahasia kantor kepada pihak lain”
“Darimana
Bapak tahu isu itu?”, tanya sang Direktur sembari mencondongkan badan.
“Saya
dengar dari seseorang di perusahaan pesaing”, jelas sang manajer menarik nafas
dan menggelengkan kepala seolah menunjukkan merasa prihatin dengan tindak
tanduk Ibu Susi yang juga adalah seorang manager.
Ternyata strategi yang dilakukan oleh sang manajer
adalah bagian dari politik kantor. Ia berusaha menjatuhkan Ibu Susi yang
merupakan saingannya untuk menduduki posisi General Manager. Rumor yang ia
sampaikan tentu saja perlu diverifikasi, namun bisa saja sang Direktur percaya dengan
informasi sang manager pesaing lalu membuat tekanan kepada Ibu Susi.
Lalu
bagaimana jika Anda menjadi korban politik kantor seperti halnya yang Ibu Susi
alami?
Saran
saya adalah tetap tenang dan selalu menunjukkan kinerja terbaik Anda. Selalu
gunakan data dalam setiap pengambilan keputusan dan usahakan ada orang tahu apa
yang Anda lakukan. Seperti kasus Ibu Susi, dengan menjadikan apa yang ia
kerjakan transparan, dan selalu melaporkan apa yang ia kerjakan kepada
atasannya akan menjadi senjata penangkis ketika mendapatkan serangan politik
kantor dari pesaingnya.
Selanjutnya,
pastikan meninggalkan jejak dari setiap aktivitas kerja kita. Salah satunya
adalah dengan menyiapkan data, laporan atau dokumentasi pekerjaan. Seperti
halnya seseorang manajer yang dituduh oleh pesaingnya menggelapkan uang
perusahaan, maka dengan menunjukkan catatan penggunaan anggaran yang rapi berserta
hasil audit maka sang manajer bisa membantah tuduhan tersebut.
Kemudian
kembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menjalin relasi dengan banyak
orang di kantor Anda maupun di luar kantor. Kita tidak perlu menggunakan black campaign untuk melawan aksi
politik kantor misalnya dengan menebar gosip buruk tentang “lawan politik Anda”.
Apa yang perlu Anda kembangkan adalah porto
folio Anda, peningkatan keterampilan dan wawasan, dan pastikan setiap kiprah Anda
ada rekam jejak dan diketahui banyak
orang.Sehingga bisa jadi yang nanti menjawab tudingan pesaing Anda yang miring
adalah orang-orang yang mengenal Anda.
Saat
yang bermain politik adalah rekan kerja Anda, maka Anda harus memiliki
komunikasi yang baik dengan atasan Anda.
Namun jika atasan Anda yang berpolitik, kita harus memiliki komunikasi baik dengan
rekan kerja maupun dengan atasan 2 tingkat diatas Anda.
Namun
bagaimana jika politik kantor sangat berdampak buruk bagi Anda? Salah seorang rekan
saya mengeluhkan jika sudah benar-benar ingin menyerah ketika menghadapi
serangan politik dalam kantor secara bertubi-tubi. “Pimpinan tertinggi yang menjadi
aktornya. membuatnya kesulitan dalam memposisikan diri. Dan itu juga terjadi dengan
beberapa teman saya”, katanya. Ada indikasi, menurutnya, pimpinan ingin
menyingkirkan orang lama. Usahanya sepertinya cukup berhasil karena beberapa
temannya memutuskan keluar dari perusahaan. Dan ia juga sedang
memikirkan keluar dari perusahaannya.
Lalu
apakah itu adalah keputusan terbaik? Tergantung pada situasinya. Artinya, jika Anda sudah tidak bisa mengendalikan arah politik yang terjadi, mungkin opsi terbaik
adalah meninggalkan pekerjaan Anda saat ini karena lingkungan Anda sudah tidak
kondusif lagi untuk berkarya. Tentu Anda harus menyadari bahwa Anda bekerja bukan
semata-mata untuk mengejar materi namun juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti
penghargaan diri dan aktualisasikan diri. Jika Anda tetap bertahan dalam kondisi
demikian maka akan membuat Anda merasa frustrasi karena politik tersebut akan
dirasakan sebagai tekanan. Tekanan menghasilkan emosi negatif yang tidak sehat dan
dapat menimbulkan penyakit bagi diri Anda.